Tujuan Hidup/ Falsafah Hidup Manusia, Serta Kaitannya
dengan Tujuan Pendidikan dan Pembelajaran
Saya berlindung kepada Allah dari tipudaya
setan yang terkutuk.
I seek the refuge in God, from satan the
rejected.
Atas Nama Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang
In the name of God, Most gracious and Most
Merciful.
“
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku" atau untuk melayani perintah2 ALLAH ;QS 51:56.
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا
لِيَعۡبُدُونِ
I
have only created jinns and men, that they may serve Me.
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan
begitu saja [tanpa pertanggung-jawaban]? QS 75:(36)
A. Hakikat
Hidup Manusia
Manusia
adalah hamba Allah (’abdullah) dan khalifah di muka bumi. Sebagai hamba
Allah, manusia berkewajiban untuk beribadah kepada-Nya. Sebagai khalifah di
muka bumi, manusia berkewajiban untuk memakmurkan bumi, melakukan perbaikan (ishlah)
diatasnya, dan tidak malah membuat kerusakan diatasnya. Manusia adalah salah
satu dari dua tsaqalaani, yaitu dua makhluq yang dibebani dengan syariat
dan harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya : jin dan manusia. Dua
makhluk ini berbeda dengan segenap makhluq yang lain yang tidak harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jin dan manusia memiliki pilihan untuk
taat atau ingkar, sedangkan makhluk Allah yang lain tidak memiliki pilihan
karena pilihan mereka hanya satu : taat kepada Allah. Langit dan bumi
seluruhnya tunduk dan patuh kepada Allah secara sukarela, dengan cara mereka
sendiri-sendiri. Sedangkan jin dan manusia ada yang taat dan ada pula yang
ingkar. Dahulu kala Allah telah menawarkan amanah kekhalifahan kepada langit,
bumi, dan gunung-gunung, dan semua menolaknya, akan tetapi manusia mau
menerimanya. Oleh karena itu, manusia telah diberikan oleh Allah berbagai
potensi untuk bisa mengemban tugas dan amanahnya tersebut. Jika seorang manusia
sangat taat kepada Allah, derajatnya bisa lebih tinggi daripada malaikat, karena
malaikat memang diciptakan untuk taat semata sementara manusia taat karena
pilihannya. Akan tetapi jika seorang manusia ingkar kepada Allah, derajatnya
bisa lebih rendah daripada binatang, karena binatang tidak memiliki akal
pikiran sementara manusia memiliki akal pikiran.
Adam as,
sebagi manusia pertama, diciptakan oleh Allah dari tanah. Kemudian Allah
meniupkan ruh kedalam jasad tersebut sehingga terciptalah Adam sebagai manusia
yang sempurna. Dahulu, ketika umat manusia masih dalam bentuk ruh, Allah telah
mengikat perjanjian dengan manusia. Allah berkata,”Bukankah Aku adalah Rabb
kalian?” Manusia menjawab,”Ya, kami menyaksikannya” (QS Al-a’raf : 172). Inilah
perjanjian tauhid antara manusia dan Rabb-nya. Inilah fithrah manusia,
yang masih dia bawa ketika ia baru dilahirkan.
Manusia
memiliki ruh dan jasad. Jadi, manusia memiliki ’unsur langit’ (yaitu ruh)
sekaligus ’unsur bumi’ (yaitu jasad). Ruh cenderung menarik manusia kepada
Penciptanya, sedangkan jasad cenderung menarik manusia kepada kecenderungan hewani.
Kedua kecenderungan itu harus diseimbangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar